Presentasikan Hasil Penelitian Bangle Hantu, Dosen FIKES UNAS Raih Presenter Terbaik DIKTI

Facebook
Twitter
LinkedIn
Print
Email
WhatsApp
Dra. Suprihatin, M.Si juga menyumbangkan prestasinya melalui perolehan sebagai presenter terbaik DIKTI 2014.
Jakarta [UNAS] – Jika sebelumnya prestasi Universitas Nasional kembali diukir melalui penelitian macro fungsi yang berhasil meraih poster terbaik oleh Dosen Fakultas Biologi Unas, Dra. Noverita, M.Si, prestasi lainnya juga turut disumbangkan lagi oleh Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Unas, Dra. Suprihatin, M.Si yang sukses terpilih menjadi presenter terbaik DIKTI 2014.Berbeda dengan Noverita yang berhasil memukau melalui posternya yang memuat penelitian macro fungi, kali ini Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional, Dra. Suprihatin, M.Si juga menyumbangkan prestasinya melalui perolehan sebagai presenter terbaik DIKTI 2014. “Alhamdulillah, bisa terpilih seperti ini. Menurut saya, mungkin yang membuat mereka tertarik adalah penelitian yang saya lakukan, yaitu terkait potensi anti kanker dari Bangle Hantu. Sebelumnya hasil penelitian ini juga sudah mendapat panggilan dan tawaran untuk dapat dipatenkan,” ungkap Dra. Suprihatin, M.Si saat ditemui di ruang Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama, Selasar Blok I, Kamis (5/6).Lebih lanjut, Suprihatin menjelaskan bahwa dari ribuan dosen perguruan tinggi swasta yang mengajukan hibah penelitian, hanya ratusan yang diterima. Dari jumlah tersebut, masih dipilih kembali beberapa orang untuk mempresentasikan hasil penelitiannya di Hotel Serela, Bandung pada 12 – 13 Mei 2014 lalu. “Dari awal memang diberitahukan bahwa akan ada penilaian dan pemilihan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan, dan jika terpilih harus mempresentasikan kembali. Namun, saya sendiri tidak tahu bahwa bisa terpilih sebagai presenter terbaik,” imbuh Suprihatin.Penelitian yang dilakukan oleh Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan tentang aktifitas anti kanker dari rimpang tersebut menggunakan Bangle Hantu yang diekstrak untuk kemudian diujicobakan baik sebagai pencegahan, pengobatan, serta vaksinasi penyakit kanker. Melalui penelitiannya, Suprihatin berharap dapat menambah daftar obat herbal yang ada di Indonesia, khususnya terkait penyakit kanker. “Harapan saya obat herbal bisa bertambah dan mengurangi obat sintetis. Karena meskipun herbal juga memiliki efek samping, tetap tidak sebanyak dan berbahaya obat sintetis,” pungkas Suptihatin.